gaespost.com | BANDA ACEH - Jabatan menjadi Keuchik (Kepala Desa), Sekretaris Desa (Sekdes),Kaur, Kasi, bahkan Kadus adalah sebuah jabatan yang menjanjikan, dengan gaji dan tunjangan mencapai 2 juta lebih, tentu akan menjadi sebuah perebutan dan tak tertutup kemungkinan terjadi hal yang melanggar.
Praktik berpotensi melanggar hukum termasuk dugaan tindak pidana mengarah kriminal rentan terjadi demi mendapatkan jabatan pemerintahan ditingkat Desa, termasuk mengejar jabatan Keuchik Gampong (Kades).
Perihal serta hasil analisa tersebut disampaikan Direktur Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM), Nasruddin kepada media ini. Dari analisa, investigasi, serta informasi berbagai sumber masyarakat, jabatan sebagai Aparatur Desa, termasuk jabatan Keuchik menjadi rebutan.
"Demi mendapatkan jabatan tersebut, terutama sebagai Keuchik/Kades (Kepala Desa), para oknum disinyalir melakukan berbagai cara kecurangan, termasuk dugaan tindak pidana guna manipulasi dokumen Negara hingga suap guna memuluskan tujuan tersebut, terutama menyangkut pemenuhan syarat utama dalam administrasi," sebut Direktur FPRM melalui pers rilisnya, Minggu 12/06/2022.
Kata Nasruddin, terkumpul data dan informasi saat melakukan survey serta investigasi terkait tolok ukur peminat menjabat dan mendapatkan peluang sebagai aparatur pemerintahan Desa.
"Terdapat informasi dan ada temuan, tidak pernah mengecap pendidikan formal sama sekali dari pendidikan dasar hingga menengah, tetapi punya ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dengan cara disinyalir uang yang menyelesaikan, bahkan tentang penguasaan keaksaraan terkesan nol total," ungkap Tgk. Nas.
Selanjutnya, tambah Nasruddin, pihak pejabat penerbit ijazah diduga merasa berpeluang untuk meraup rezeki dari para oknum diduga ambisius dengan jabatan meskipun buta aksara.[]. (Zal).
