Paham radikal atau radikalisme, bahkan hingga tindakan teror, masih menjadi ancaman. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara di dunia.
Mereka yang berpaham radikal hingga membawanya pada tindakan terorisme itu menggunakan agama sebagai tunggangan. Dengan jargon "membela agama", praktik yang mereka tampilkan sesungguhnya telah mencederai agama itu sendiri. Merekan secara nyata telah menghancurkan agama.
Padahal, titik temu dari agama-agama di Bumi ini adalah kesamaan ajaran untuk berbuat baik kepada sesama, bahkan kepada alam. Semua itu terangkum dalam ajaran "menjadi rahmat bagi seluruh alam" atau ajaran cinta kasih.
Pernyataan tersebut secara langsung disampaikan oleh Tgk. Syeh Boihaki selalu pimpinan Dayah Syamsul Maarif Al-Ahmad, Gandapura, Bireuen yang mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya para pimpinan Dayah maupun para santri untuk memerangi paham radikal di Aceh.
Selain itu, ajaran agama di pesantren yang sangat melekat di hati para santri adalah mengenai Lakum dinukum waliyadin atau "Bagiku agamaku dan bagimu agamamu". Dari penggalan dalam Ayat 6 Surat Al Kafirun di Qur'an ini mengajarkan bahwa memang tidak ada paksaan dalam beragama, apalagi memaksakan tafsir atas ajaran agama" tutupnya.