gaespost.com | ACEH TIMUR - Kapolres Aceh Timur AKBP Andy Rahmansyah, S.I.K melalui Kasat Reskrim AKP Miftahuda Dizha Fezuono, S.I.K. Senin, 22/08/2022 mengatakan mayat yang ditemukan mengapung di Krueng (sungai) Arakundo kawasan Dusun Teupin Lada Gampong Lhokseuntang, Aceh Timur (18/8) lalu sudah teridentifikasi dan merupakan warga Kabupaten Aceh Tamiang.
Setelah dilakukan proses visum dan otopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa, identitas mayat laki-laki yang ditemukan mengapung di aliran sungai Arakundo.
"Benar, identitasnya sudah diketahui, yakni Muhammad Nur Faruki (22) warga Kampung Bundar, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang," kata Kasat Reskrim.
Menurutnya, berdasarkan hasil visum dari rumah sakit, polisi memastikan tidak adanya indikasi kekerasan maupun luka pada korban.
"Hasil visum sudah keluar dan hasilnya tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan maupun luka pada tubuh korban, sedangkan untuk penyebab kematian daripada korban sedang kami selidiki," sebut Kasat Reskrim.
Ini Motifnya
Berdasarkan informasi yang dikutip dari IAT, melalui kakak korban Rani Anggraini, mengatakan Nur Faruki melakukan bunuh diri dengan melompat ke Sungai karena merasa hidupnya hanya menjadi beban keluarga, Senin 22/8/2022.
Menurut pengakuan keluarga, Motif sebelum M. Nur Faruki mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena sempat tinggalkan pesan terakhir kepada kakaknya via Telepon dan chatting WhatsApp.
Rini Anggraini mengatakan, M. Nur Faruki (22) pada 15 Agustus 2022 mengantar ibu ke Rumah Sakit lalu meminta izin pergi.
"Setelah mengantarkan ibu ke Rumah sakit, Kemudian sekira pukul 20.00 WIBNur Faruki menelpon saya dengan menyampaikan pesan terakhirnya, yang mana saat itu saya sedang duduk bersama ibu," ujarnya.
Lebih lanjut, Pesan terakhir yang di ucapkannya yaitu “Mak maafin adek ya jangan cari adek lagi, adek mau ikut bapak”.
Setelah mendengar perkataan itu, kemudian sang kakak mencoba menghubunginya lagi. Namun komunikasi nya terputus.
Rini Anggraini menambahkan, Kemudian pada 16 Agustus 2022 sekira pukul 00.21 WIB. Nur Faruki mengirim pesan via WhatsApp “Kak oh kak, kakak besok bilang sama mamak baik-baik ya kak. Gak usah cari adek lagi, adek gak mau jadi beban keluarga”, ujar Rini membacakan pesan singkat almarhum adiknya.
Dan ini pesan terakhirnya “Assalamualaikum kak, adek mau jumpa bapak”
Selanjutnya kakak korban berusaha menghubungi nomor telepon Nur Faruki. Namun tidak aktif lagi.
Dikatakan kakak korban, Nur Faruki juga sempat mengabarkan ke keluarga lainnya dan saudaranya untuk tidak mencari dirinya lagi melainkan ingin bertemu dengan bapak.
Maimun, selaku pakcik Nur Faruki juga menerangkan bahwa korban pernah mengancam ibunya dengan menyuruh membunuhnya menggunakan pisau.
"Dengan perkataan “Bunuh aja aku Mak”. Nur Faruki (korban) melakukan itu karena ia merasa hidupnya hanya beban keluarga," ungkap Maimun.
Maimun juga menjelaskan bahwa orang tua (ibu-red) korban sekitar 2 hari yang lalu pernah mengatakan “Itu Faruki udah dak ada lagi udah lompat ke sungai dia itu”. Ucap Maimun menirukan ibu korban.
"Iya perasaan saya berkata seperti itu udah gak ada lagi udah kita ikhlas aja," kata ibu korban yang dijelaskan oleh Maimun. []