gaespost.com | BANDA ACEH - Setelah pada Jum'at 22/7/2022 lalu Tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) menangkap Delapan (8) orang warga Aceh Tamiang diduga terlibat jaringan terorisme, Nasruddin Direktur FPRM angkat bicara serta meminta agar rakyat Aceh tidak terprovokasi terorisme.
Direktur Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM), Nasruddin minta kepada seluruh masyarakat Aceh agar tidak terprovokasi oleh pengaruh aliran Radikalisme atau lebih dikenal Terorisme.
"Semua itu dapat merusak stabilitas pertahanan dan keamanan (Hankam) serta berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) mengarah kepada rusaknya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas)," sebut Nasruddin, Selasa 02/08/2022.
Menurut Nasruddin, Efek dari Radikalisme tersebut dapat menghambat stabilitas pemerintahan Negara dan juga pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga munculnya perpecahan dan terciptanya situasi masyarakat berkotak-kotak antara pro dan kontra.
Nasruddin menilai, faham Radikalisme itu sengaja diciptakan oleh kelompok-kelompok tertentu guna merusak persatuan dan kesatuan Bangsa dan Agama dari tata cara serta doktrinisasi mereka lakukan dalam mempengaruhi para pengikutnya dengan tujuan lebih kepada kepentingan kelompoknya.
"Dalam Islam tidak pernah Rasulullah serta ajaran Islam diajarkan untuk melakukan perbuatan mengarah kepada tindakan merusak stabilitas keamanan dan ketertiban kehidupan bangsa dan orang banyak (Radikalisme/Terorisme), kita harus waspada dan mawas diri terhadap ajakan para pelaku aliran mengatasnamakan Islam dengan motto jihad," jelas Direktur FPRM melalui pers rilisnya.
Menurut Nasruddin, akrab disapa Tgk Nas Botren, jihad fisabilillah itu tidak mengakibatkan rusaknya rasa aman menjadi rusuh, damai menjadi gaduh dan lain sebagainya, jihad itu dilakukan untuk melawan orang-orang yang membuat ajaran Allah disegala aspek kehidupan terusik, bukan mengusik kedamaian serta sesama Muslim.
"Dalam menyikapi percobaan dan isu Radikalis, seperti belum lama terjadi di Aceh Tamiang, Kami dari FPRM sangat mendukung pemerintah dalam mencegah berkembangnya serta pengajaran aliran Radikal terhadap masyarakat di Aceh," tegasnya.
Diharapkan kepada pihak pemerintah agar lebih giat memberikan dan mensosialisasi pendidikan wawasan kebangsaan dan perlindungan masyarakat (Wasbang dan Linmas) kepada warga, serta Desa Siaga dan Tangguh disamping dibutuhkannya efektivitas tugas Teritorial Babinsa dan Bhabinkamtibmas di Desa.
"Setiap ada perkumpulan di Desa dalam giat apapun wajib melaporkan kepada pemerintah Desa, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa bertugas di Desa setempat, dan Forkopimcam agar kita dapat mengidentifikasi kemungkinan tidak diinginkan," himbau Nasruddin.[]