gaespost.com | ACEH TIMUR - Hentakan rapai uroeh dan selawat badar meriahkan Pawai Aceh Damai yang di ikuti ratusan massa yang bergerak dari Simpang Ulim menuju Kota Peureulak. Senin 15/08/2022.
Pawai Aceh Damai dalam rangka memperingati 17 tahun MoU Helsinki yang di prakarsai oleh elemen sipil, Gerakan Mahasiswa Aceh Timur (Germatim), LSM Acheh Future, santri, relawan (Persaudaraan Aceh Seranto) PAS dan Komite Peralihan Aceh (KPA) Daerah 2 Simpang Ulim berlangsung lancar, aman dan sukses di bawah pengawalan aparat keamanan.
Kordinator Pawai, Masri, SP kepada gaespost.com mengatakan, bahwa kegiatan pawai di laksanakan semata-mata untuk membangkitkan spirit dalam menjaga dan merawat perdamaian yang telah berlangsung selama 17 tahun pasca penanda tanganan MoU Helsinki antara RI-GAM pada tanggal 15 agustus 2005.
"Kita semua rakyat Aceh punya kewajiban dan tanggung jawab dalam menjaga dan merawat perdamaian, sebab terwujud nya Aceh damai bukan lah hal yang mudah setelah terjadi konflik bersenjata selama 30 tahun. puluhan ribu melayang, menyisakan ribuan anak yatim dan janda," ujar Masri.
Masri juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan partisipasi dalam kegiatan pawai, begitu kepada aparat keamanan yang telah mengawal massa pawai sehingga acara berlangsung tertib dan aman.
Selanjutnya massa pawai, yang di wakili Ketua Germatim, Jamal Jei menyampaikan Petisi kepada Pemerintah Pusat dan pemangku kepentingan di Aceh, untuk menuntaskan kemiskinan, pengangguran, kesenjangan ekonomi, pelanggaran HAM dan implementasi MoU Helsinki termasuk polemik bendera Bintang Bulan.
"Jika masalah tersebut tak segara di selesaikan, dikhawatirkan akan mengancam perdamaian, tidak tertutup kemungkinan pada peringatan MoU tahun depan rakyat akan bergerak unjuk rasa di seluruh Aceh" imbuh Jei.
Pantauan Media ini, tampak aparat keamanan mengawal ketat aksi Pawai Aceh Damai, hingga selesai acara.[]