gaespost.com | JAKARTA - Bimbingan Teknis (Bimtek) Aparatur Desa terus menuai polemik, baik dari kalangan masyarakat, LSM, Aktifis bahkan dari peserta bimtek itu sendiri.
Setelah sebelumnya peserta Bimtek dari Aceh Timur keluhkan pelayanan panitia dan hotel di Medan karena tidak tersedianya air untuk mandi, selanjutnya kembali keluhan dan kekecewaan peserta bimtek asal Kabupaten Bireun yang sampaikan keluhan terhadap panitia pelaksanaan bimtek nasional di Jakarta dan Bogor.
Seperti dilansir dari TheAcehNet, Ratusan Keuchik dari Kabupaten Bireuen, Aceh, peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Nasional mengaku kecewa terhadap panitia Bimtek.
Salah satu Keuchik yang meminta nama dirahasiakan, mereka selaku peserta Bimtek tersebut membeberkan sejumlah fakta di lokasi bimtek, mereka menduga telah dibohongi oleh lembaga penyelenggara Bimtek yaitu Kompak Nusantara. Pasalnya, sebelum berangkat Bimtek dari Bireuen disinyalir kegiatan bimtek dipaksakan.
Padahal saat ini, kata sumber tersebut, kondisi keuangan atau kas desa sangat morat marit. Namun seakan dipaksakan untuk berangkat Bimtek ke Jakarta dan Bogor.
Begitu juga saat tiba di Jakarta, ratusan Keuchik mengeluh karena mengaku sempat terlantar di Bandara berjam-jam tidak dijemput oleh panitia. Lalu ketika dibawa ke hotel ada yang tidak dapat nasi (makanan/konsumsi) dari panitia, sehingga harus keluar berjalan kaki, merogok kocek dari kantong sendiri membeli nasi di luar.
"Kami sangat kecewa kepada panitia penyelenggara Bimtek, kami merasa dibohongi oleh lembaga penyelenggara Bimtek, acara amburadul, jadwal kegiatan tak jelas," keluh sejumlah Keuchik, Selasa malam 23 Agustus 2022 melului sambungan telepon.
Selain itu, saat dibawa ke Bogor lokasinya juga cukup jauh sehingga harus kembali ke Jakarta lagi. Tempat menginap di Bogor tidak sesuai dengan harapan berdasarkan uang yang telah dikeluarkan oleh para kepala desa.
"Uang banyak habis untuk Bimtek, tapi kenyataannya tidak sesuai, jatah makan nasi terkadang kami harus beli sendiri, padahal sudah diplotkan untuk semuanya," kata Keuchik itu lagi.
Para Keuchik juga mengaku kecewa dengan pelayanan panitia bimtek selama berada di Jakarta dan Bogor.
Mereka mensinyalir panitia atau lembaga penyelenggara Bimtek banyak mengambil keuntungan dari kepala desa atau dari dana desa, karena kurang transparan.
Bahkan berkembang informasi lembaga penyelenggara Bimtek juga diduga menyetor uang untuk pihak-pihak terkait agar dapat memuluskan penyelengga raan Bimtek Nasional tersebut.
"Kami berharap lembaga penyelenggara Bimtek dapat diaudit oleh pihak terkait, karena kami kepala desa yang menjadi korban, uang banyak habis, tapi bimteknya tidak sesuai harapan," pungkas para Keuchik tersebut.
Di lain sisi, juga dikatakan oleh Keuchik tersebut. Pemateri Bimtek juga kurang berbobot, ini sangat menjadi kejanggalan bagi kami, karena setelah kami mengikuti Bimtek tersebut, seketika kami pulang ke Desa masing-masing nanti apa yang harus kami berikan pemahaman terhadap Masyarakat Desa nanti," keluh Keuchik tersebut.
Terkait kekecewaan dan merasa dibohongi, para Keuchik selaku Peserta Bimtek Nasional. Saat awak media menkonfirmasi salah seorang Koordinator Penyelenggara Bimtek Nasional tersebut, Saifullah menyebutkan," sebentar ya pak Bos, ini saya lagi meting," sebut Saifullah dengan menutup sambungan telepon.[]