gaespost.com | ACEH UTARA - Sosok yang satu ini mungkin tidak asing ditelinga masyarakat Aceh, Tarmizi Panyang seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh yang dekat dengan lembaga/organisasi yang bergerak dalam bidang Sosial dan Kemanusiaan.
Tidak hanya itu saja, Tarmizi yang merupakan perwakilan masyarakat dari Kecamatan Sawang untuk mewakili Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, tidak hanya fokus untuk membantu masyarakat Aceh Utara saja, akan tetapi pada Sabtu 11/9/2021 ia hadir ke perbatasan Aceh Utara dan Aceh Timur.
Tidak hanya itu saja, Tarmizi Panyang yang juga merupakan Ketua Fraksi Partai Aceh (PA) juga berkunjung ke Kecamatan langkahan untuk beberapa item, terutama untuk menampung Aspirasi masyarakat
Disela sela Kunjungan tersebut, Kepada Media ini, ia mengatakan bahwa akan menampung Aspirasi masyarakat warga Aceh Utara.
"Kami bersama Relawan Persaudaraan Aceh Seranto (PAS) baik dari Aceh Utara dan juga didampingi PAS Aceh Timur, kami membantu satu unit mesin boat dan juga membantu pengobatan gratis untuk warga Dusun Sarah Raja yang merupakan sebuah Dusun terpencil di Kecamatan Langkahan Aceh Utara",Ujar Tarmizi.
saat menyerahkan bantuan satu unit mesin boat untuk penyebrangan warga Dusun Sarah Raja ke Dusun Bidari Gampong Lubok PusakaSementara itu,Ramli Jazuli,SE Camat kecamatan Langkahan saat diwawancarai Media Ini mengucapkan terima kasih atas hadirnya ke Kecamatan yang dia pimpin.
"Alhamdulillah pak Tarmizi Panyang sudah mau hadir ke Daerah kami walaupun jalan menuju ke Gampong Lubok Pusaka sangat sangat hancur dan harus menempuh perjalanan yang lumanyan jauh, tapi beliau mau hadir untuk menyerap Aspirasi masyarakat, mudah mudahan aspirasi masyarakat leubok pusaka,khususnya warga Dusun Sarah raja dapat di akomodir dengan dimasukkan dalam paripurna di DPRA," harap camat.
Karena menempuh jarak yang jauh dan jalannya yang rusak, Rombongan Tarmizi Panyang yang didampingi oleh Efendi Nur Ketua DPD PAS Aceh Utara Dan Zulkifli (Aneuk Syuhada) Ketua DPD PAS Aceh Timur serta puluhan Relawan PAS Dari Dua Kabupaten, rombongan baru sampai di Dusun Bidari Gampong Leubok Pusaka sekira Pukul 14.57 WIB.
Untuk diketahui, Nama aslinya Tarmizi, namun ia lebih dikenal dengan pangggilan "Panyang" karena memiliki postur tubuh jangkung.
Anak keempat dari lima bersaudara ini menghabiskan masa-masa kecilnya di kampung halamannya di Babah Krueng, Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Seperti halnya dengan pemuda sekampungnya, hidup mandiri tanpa sepenuhnya berharap dari pemberian orang tua telah ia tanamkan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.
“Sejak dari SD saya sudah mulai mencoba mencari uang sendiri, walaupun sedikit tetap bersyukur asalkan halal,” ujar pria kelahiran Babah Krueng, 1 September 1970.
Tahun 1992, ia mulai mengadu nasib dengan merantau ke Banda Aceh. Berbagai macam pekerjaan telah ia geluti, mulai dari buruh kasar hingga menjadi pelayan di warung kopi.
Ketika konflik berdarah berkecamuk di Aceh telah mengubah jalan hidupnya. Di usianya yang masih tergolong muda ia sudah naik gunung dan bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1996. Sejak itulah ia mulai terbiasa hidup nomaden dengan cara bergerilya dari satu bukit ke bukit lainnya untuk menghindari kejaran TNI. Ia mengaku pernah menjadi tangan kanan almarhum Ahmad Kandang yang juga merupakan mualem (pelatih).
Di sana juga ideologinya mulai dididik secara hidup disiplin serta menjalani semua kehidupan dengan penuh tantangan dan risiko nyawa dengan penuh kesabaran. Dari sanalah perasaan cinta terhadap tanah indatunya semakin besar.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1998, ia sempat dipercayakan menjadi pelatih TNA (Teuntra Nanggroe Atjeh) selama dua tahun hingga ia diangkat menjadi Panglima Sagoe Babah Krueng pada tahun 2003. Suka dan duka ia jalaninya penuh dengan sabar dan ikhlas. Bahkan di saat status Darurat Militer dan Darurat Sipil pun ia masih tetap bertahan, meski harus mempertaruhkan nyawa demi Aceh tercinta.
Ketika perjanjian damai antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka diteken, semua anggota GAM diberikan amnesti.
Tarmizi beserta teman-teman seperjuangannya turun gunung. Sejak itulah ia kembali menjadi masyarakat sipil dan kembali bercengkerama dengan masyarakat. Akan tetapi, cita-cita masa perjuangan masih melekat dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia berharap Aceh ini maju dan sejahtera seperti pernah terjadi di masa-masa kerajaan Aceh tempo dulu.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Partai Aceh Sagoe Lhokdrien, Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Saat itulah ia mulai menggali potensinya di dunia politik dengan cara belajar otodidak serta berdiskusi dengan siapa pun.
Pada Pemilu 2009 lalu, ia termasuk salah seorang tim pemenangan PA di Aceh Utara. Hasilnya, partai yang diketuai Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem ini menang telak di Aceh Utara dan berhasil mendapatkan kursi di parlemen.
Kini, ideologi perjuangan kembali dilanjutkannya lewat jalur politik. Pada tahun 2014, ia mulai mencalonkan diri menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) daerah pemilihan (dapil) 5 dari Partai Aceh dan terpilih, Kemudian Pada Tahun 2020 kembali untuk kedua kalinya ia terpilih menjadi Anggota DPRA. [] (Sz)