gaespost.com | MEDAN - Ditengah geliat pencalonan Presiden yang sedang ramai dibicarakan masyarakat, Ketua DPW solidaritas Merah putih Dedy Mauritz angkat bicara terkait hal tersebut.
"Saya perhatikan di Medan sendiri, seperti tak mau ketinggalan langkah, masing-masing Capres sudah pasang kuda-kuda. Ada spanduk pendukung Anies, Baliho Puan Maharani, Deklarasi Pendukung Ganjar, Baliho Airlangga Hartarto, spanduk Muhaimin Iskandar", ujarnya.
"Dalam kondisi normal mungkin kita tidak ambil pusing, tapi di tengah pandemi seperti ini saya rasa kita harus peka dengan suasana kebathinan rakyat", tambahnya.
Dedy menambahkan, syahwat politik telah mengalahkan rasa empati, Yang ada dalam pikiran dan benak mereka hanya keinginan berkuasa, Periode Presiden yang saat ini sedang memerintah masih separuh jalan. Seluruh elemen bangsa sedang berjuang melawan pandemi, tapi para politisi ini mulai bising untuk memunculkan diri, menunjukkan kepada rakyat siapa yang paling layak menjadi penerus Presiden sekarang, Joko Widodo.
"Bagi saya ini memperburuk citra politik kita di mata rakyat bahwa semua politisi itu sama saja. Tak terbantahkan bahwa dari dulu watak politisi kita tak berubah, haus kekuasaan. ini jauh dari nilai-nilai etis bangsa kita yang dikenal memiliki tepa selira, merasa senasib sepenanggungan, gotong royong, dan menghargai sesama. Rakyat sedang berjuang untuk bertahan hidup, harusnya peka sedikitlah", lanjutnya.
"Siapa yang bisa percaya bahwa politisi memang peduli rakyat kalau sikap politisi seperti ini? Belum lagi bila kita kaitkan dengan Presiden sekarang, tak etis karena beliau masih panjang periodenya. Mereka itu yang pasang baliho/spanduk atau apa puntelah gagal memanifestasikan hakikat politik sebagai perjuangan kemanusiaan yang artinya peduli dengan penderitaan rakyat," tutup Dedy. [] (Sz).